Rabu, 12 Maret 2008

PARADOK MASA KINI

Kita mempunyai gedung yang semakin tinggi,
Tapi kesabaran yang semakin rendah.
Jalan yang semakin lebar,
Tetapi sudut pandang yang semakin sempit.
Semakin banyak membelanjakan,
Tetapi semakin sedikit yang dimilki.
Semakin banyak membeli,
Tetapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah yang semakin besar,
Tetapi kehidupan rumah tangga yang semakin kecil.
Semakin banyak tersedianya kesenangan,
Tetapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan,
Tetapi semakin sedikit kebijaksanaan.
Semakin banyak para para ahli,
Tetapi semakin banyak masalah.
Semakin banyak obat,
Tetapi semakin banyak juga penyakit.
Kita memiliki banyak barang dan kepemilikan,
Tetapi semakin berkurang nilainya.
Kita semakin banyak bicara,
Tetapi semakin sedikit mencinta dan banyak membenci.
Kita belajar untuk mencari nafkah penghidupan,
Tetapi gagal menemukan kehidupan.
Kita telah menambah lebih banyak tahun dalam kehidupan,
Tetapi gagal merasakan kehidupan dalam tahun-tahun yang dijalani
Kita telah berhasil pergi ke bulan dan kembali,
Tetapi mempunyai masalah pergi ke depan rumah untuk menemui tetangga.
Punya penghasilan yang lebih tinggi,
Tetapi moralitas yang lebih rendah.
Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih,
Tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.
Kita belajar untuk meimisahkan atom-atom,
Tetapi tak sanggup memisahkan prasangka-prasangka buruk kita.
Kita memiliki kuantitas yang berlimpah ruah,
Tetapi kualitas yang semakin langka.
Ini adalah waktu dimana orang semakin tinggi posturnya,
tapi makin pendek kepribadiannya.
Keuntungan finansial membumbung tinggi,
Tetapi hubungan dengan sesama semakin dangkal.
Ini adalah masa kedamaian dunia,
tetapi perang dalam keluarga.
Makin banyak hiburan,
tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.
Makin banyak makanan,
tatapi makin berkurang nutrisinya.
Ini adalah masa dimana keluarga berpenghasilan ganda,
Tetapi perceraian dimana-mana
Makin banyak rumah yang indah,
tetapi makin banyak rumah tangga yang pecah....
(Anonim)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu,
kepada api yang yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat diucapkan oleh awan,
kepada hujan yang menjadikannya tiada (supardi joko damono

Aku bersembah sujud untuk berdoa, tapi tak lama.
Karena ada banyak pekerjaan yang kutakutkan, tak bisa lagi ditunda.
Aku harus cepat-cepat ke tempat kerja,
Karena takut pula dengan tagihan-tagihan yang harus dilunasi segera.
Jadi aku berlutu dan berdoa seadanya.
Lalu melompatlah aku ke tempat kerja,
Tugas agama pun selesailah sudah,
Masih banyak tugas dunia dan kewajiban yang mengejar untuk dibereskan
Maka sepanjang hari aku tak punya kesempatan,
Untuk menyatakan kasih dan kebenaran.

Aku takut, malahan mungkin akan ditertawakan.
Tak ada waktu, tak ada kesempatan, maafkan...
Banayak yang mesti dibereskan, itulah yang kuteriakkan.
Maafkan...
Tak ada waktu untuk jiwa yang kubutuhkan,
Sebab kekhawatiran dan ketakutanku untuk hal-hal yang belum dibereskan

Tidak ada komentar: